SUBANG | Deraphukum.click | Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Pagaden baru-baru ini sedang ramai diperbincangkan oleh orangtua siswa lantaran diduga melakukan Pungutan Liar (Pungli) dengan embel-embel sumbangan yang nantinya akan di gunakan untuk perbaikan tembok parkiran yang roboh.kamis 9/01/2025.
Mulanya, sang wali kelas membuka obrolan di group whatsapp yang di namai *Wali Murid Kelas 7* dengan maksud untuk mengingatkan kepada para orangtua siswa agar tidak lupa dengan komitmen yang sudah disepakati bersama dalam hasil rapat antara pihak komite dengan para orangtua siswa perihal sumbangan. Minggu, (5/1/2025)
Assalamualaikum, punten Bpk, ibu wali kls, untuk mengingatkan kembali kpd ortu siswa, hasil rapat ortu dgn komite, perkawis sumbangan, hatur nuhun dengan disertai emoticon salam santun, ujar si Wali Kelas dengan menggunakan bahasa sunda. (21.51)
Berselang beberapa menit kemudian ditanggapi oleh orangtua siswa yang dengan langsung menanyakan perihal besaran sumbangan yang dipinta.
Wa’allaikum sallam ibu, sumbangan brp?,” tanya ortu siswa. (21.53)
Tak berselang lama, sang wali kelas pun langsung menjawabnya.
Minimal Rp. 50.000,” ucap si wali kelas. (22.17)
Kemudian ditanggapi kembali oleh orangtua siswa lainnya dengan isi pesan whatsapp bertuliskan, “Afdal udh bayar ia bu, sembari menyertakan emoticon salam santun. (22.17)
Lalu, dibalas kembali pesan whatsapp tersebut oleh sang wali kelas, “Sudah Bu,” dengan masih menggunakan bahasa sunda. (22.19)
Seiring berjalannya waktu salah seorang orang tua murid yang ga mau di sebutkan namanya, mengatakan ketika chatting di group whatsapp masih berlanjut, di lain sisi ada dari pihak orang tua siswa yang merasa dirinya sangat merasa keberatan atas apa yang telah diputuskan oleh pihak sekolah juga komite pasalnya ketika rapat berlangsung dirinya bersama orangtua siswa lainnya yang juga merasa keberatan seolah seperti tidak diberikan ruang untuk memberikan tanggapan atau komentar, mirisnya lagi ketika dirinya akan speak up/bicara untuk mengungkapkan rasa keberatannya terhadap apa yang direncanakan oleh pihak komite sekolah, pihak komite sekolah justru malah menyudahi rapat tersebut.
“Mohon maaf bu wali kelas dan para jajaran SMPN 1 Pagaden, sebetulnya hasil keputusan ini kalo kata saya bukan hasil keputusan bersama (musyawarah), karena pada saat semua wali murid pada keberatan dengan nominalnya, tetapi ketua komite langsung menyudahi acara musyawarahnya, saya pribadi sebenernya ngerasa aneh, dengan adanya iuran ini aja kan bukan kewajiban pada murid untuk melakukan iuram pembiayaan fasilitas sekolah (tembok roboh) masalahnya dana yang ditentukan terlalu besar dengan jumlah seluruh murid SMPN 1 Pagaden berjumlah 1000 siswa lebih, sekarang kalo di kali 50.000 x 1.000 = hampir 50 jt lebih, mohon maaf Bu, saya hanya menyampaikan keluh kesah para wali murid pada saat musyawarah, sebelumnya saya minta maaf apabila saya baru menyampaikannya disini, disertai dengan emoticon salam santun,” ungkap salah satu wali murid dengan penuh rasa kecewa. (22.37)
Kemudian chatt masih berlanjut di keesokan harinya, Wali kelas langsung menjawabnya kembali pesan yang di kirimkan oleh orangtua siswa yang mengeluh tersebut.
“Seharusnya disampaikan pd waktu rapat, kami (wali kelas) hanya mengkoordinir sj sumbangan yang Bapak/Ibu berikan, dengan disertai emoticon salam santun,” timpal wali kelas. (04.47)
Selanjutnya, karena adanya kata penulisan Sekolah yang salah diakhir chatting wali kelas sempat membalasnya untuk meluruskan/membenarkan.
“SMPN 2 Pagaden, masih disertai dengan emoticon salam santun,” tutup wali kelas.
Saat di comfirmasi sama awak media Deraphukum ke sekolah smp 2 kepala sekolah tidak ada yang ada Wakasek Dadang bersama pk komite, komite mengatakan
bahwa dia juga aktif di PWI gak enak klu ada pungutan,terus tiba2 pagar roboh kurang lebih 100meter terus kita ada obrolan bersama kepsek dan komite bahwa untuk mengajukan sumbangan ke orang tua siswa/wali, komite mengatakan klu sumbangan sipat nya keliling pake kardus paling ngasih na 2000an,akhirnya disiasati di pinta Rp.100,000,tapi pas waktu nya kadang ada yang mayar kadang gak bayar nya di terima,trs anak tidak mampu anak LSM anak wartawan jangan di minta,akhirnya dirapatkan kan lah dari 100,000,rbu dandisepakati 50,000 ya walaupun ada yang keberatan ada yang minta 20,000 Akhirnya di tetapkan 50,000 per siswa total siswa 1000 lebih jadi ditotal kurang lebih 50,000,000.
Masih kata Komite nah kalo gini bagus comfirmasi dulu jng langsung up saja berita nya jangan seperti media yang kemarin langsung up saja tanpa comfirmasi dulu,dan dia menegaskan yang penting dimedia itu punya hasil karya tulis tunjukan hasil karya tulis mu,dan menciptakan generasi2 muda, yang selalu ditekankan karya tulis jangan cuma keliling modal KTA ucapnya.
(Yandi)