KARAWANG, Jawa Barat | Deraphukum.click | Dewan Kebudayaan Daerah Karawang (DKDK) menggelar kegiatan tahunan Kemah Budaya dalam rangka memperingati hari jadi organisasi tersebut. Acara bertajuk “Ngaguar Tali Paranti Ngawincik Jatining Diri” itu berlangsung selama dua hari, 29–30 Mei 2025, di kawasan Citarum Harum Sektor 18, Desa Walahar, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang.
Sebanyak 152 peserta turut ambil bagian dalam kegiatan ini. Mereka terdiri atas anggota DKDK, pengurus kebudayaan tingkat kabupaten dan kecamatan, serta perwakilan dari 14 komunitas seni dan budaya di Karawang. Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi serta wadah penguatan jejaring antarpelaku seni dan budaya di daerah tersebut.
Ketua DKDK, Drs. H. Asep Junaedi, M.Pd., yang juga anggota DPRD Kabupaten Karawang, hadir dan memberikan sambutan dalam acara pembukaan. Turut hadir pula Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Karawang, H. Jaeni, S.Pd., M.MPd., beserta jajaran Koramil Kecamatan Klari yang turut berpartisipasi sebagai narasumber dalam sesi diskusi kebudayaan.
Dalam sambutannya, H. Asep Junaedi mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, khususnya Disparbud dan Koramil Klari. Ia berharap pemerintah daerah terus memberikan ruang serta dukungan konkret bagi pengembangan seni dan budaya di Karawang.
> “Kami berharap pemerintah terus memberi ruang dan dukungan yang lebih besar untuk seniman dan budayawan, agar potensi budaya Karawang terus berkembang dan dikenal luas,” ujar Asep. Jumat, 30 Mei 2025.
Sementara itu, Plt Kadisparbud Karawang, H. Jaeni, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pelestarian budaya melalui kegiatan-kegiatan positif seperti Kemah Budaya.
> “Kegiatan ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan nilai-nilai budaya lokal. Disparbud tentu akan terus mendukung upaya seperti ini, karena pelestarian budaya adalah bagian dari pembangunan karakter masyarakat Karawang,” ujar Jaeni.
Selama dua hari pelaksanaan, peserta mengikuti berbagai kegiatan edukatif dan rekreatif yang dikemas dalam suasana kebersamaan. Agenda kegiatan antara lain: outbond, teluk sandi (permainan edukatif berbasis sandi budaya), unjuk ka bisa (pertunjukan keterampilan individu), jajampean atau jangjawokan (mantra atau doa tradisional), saresehan budaya (diskusi budaya), pidato dalam bahasa Sunda, pertunjukan seni silat tradisional, pupujian (pujian bernuansa religius), dan berbagai sesi lainnya yang memperkuat identitas budaya lokal.
Kegiatan Kemah Budaya ini diharapkan menjadi ruang kreatif sekaligus wahana regenerasi bagi pelaku seni dan budaya di Karawang, agar warisan budaya daerah terus hidup dan relevan di tengah masyarakat modern.(Red)