Jakarta | Deraphukum.click | 29 Mei 2025, Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) menegaskan bahwa minyak sawit bukanlah penyebab utama deforestasi global. Sebaliknya, sawit dinilai sebagai komoditas nabati paling efisien dalam menjawab kebutuhan minyak nabati dunia.
Dalam pernyataannya, CPOPC menekankan bahwa kampanye negatif terhadap industri sawit selama ini seringkali tidak berdasar dan mengabaikan fakta ilmiah. Dibandingkan dengan tanaman minyak nabati lain seperti kedelai, rapeseed, dan bunga matahari, kelapa sawit memiliki produktivitas yang jauh lebih tinggi dan memerlukan lahan yang lebih sedikit.
“Minyak sawit hanya memanfaatkan sekitar 6% dari total lahan tanaman minyak nabati dunia, namun mampu menyumbang lebih dari 35% pasokan minyak nabati global,” ujar Sekretariat CPOPC.
Organisasi tersebut juga menyoroti bahwa negara-negara produsen seperti Indonesia dan Malaysia telah menerapkan kebijakan keberlanjutan dan sertifikasi ketat, seperti **ISPO** (Indonesian Sustainable Palm Oil) dan **MSPO** (Malaysian Sustainable Palm Oil), sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian lingkungan.
CPOPC mengajak komunitas internasional untuk melihat industri sawit secara objektif dan berbasis data, bukan berdasarkan opini atau tekanan politik semata. Selain efisien, industri sawit juga dinilai mampu berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan petani di negara berkembang.
Dengan klarifikasi ini, CPOPC berharap citra sawit di mata dunia dapat lebih adil dan seimbang, serta membuka peluang untuk kolaborasi internasional dalam pengelolaan minyak nabati yang berkelanjutan.(Hilman f)