ARTIKEL | Deraphukum.click | Rizky Subrata adalah sosok yang telah melewati berbagai lika-liku dalam dunia jurnalistik. Perjalanan kariernya sebagai jurnalis tidak selalu mulus, bahkan ia pernah menjadi korban eksploitasi oleh berbagai pihak yang hanya memanfaatkannya demi kepentingan tertentu. Namun, semua pengalaman pahit itu justru menjadi guru terbaik yang membentuk dirinya menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.
Awal Perjalanan dalam Dunia Jurnalistik :
Sejak awal, Rizky memiliki semangat tinggi dalam dunia jurnalistik. Ia percaya bahwa jurnalisme bukan sekadar profesi, melainkan sebuah panggilan jiwa untuk mencari dan menyampaikan kebenaran. Namun, idealismenya sering kali berbenturan dengan kenyataan. Dalam beberapa kesempatan, ia mendapati dirinya terjebak dalam lingkungan kerja yang tidak sehat, di mana usahanya lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu tanpa mendapatkan apresiasi yang layak.
Kondisi ini membuat Rizky merasa bahwa dunia jurnalisme yang seharusnya menjunjung tinggi nilai keadilan justru sering kali dipenuhi kepentingan-kepentingan terselubung. Meski demikian, ia tidak menyerah. Ia terus mencari peluang untuk berkembang dan membuktikan bahwa jurnalisme yang jujur dan berintegritas masih bisa diperjuangkan.
Menjadi Bagian dari IWOI :
Perjalanannya kemudian membawanya bergabung dengan Ikatan Wartawan Online Indonesia (IWOI), sebuah organisasi yang menaungi para jurnalis online. Di IWOI, Rizky mendapatkan banyak pengalaman baru dan bertemu dengan berbagai jurnalis dari latar belakang yang berbeda. Namun, meski mendapatkan wawasan yang lebih luas, ia merasa bahwa dirinya belum menemukan tempat yang benar-benar sesuai dengan visi dan misinya sebagai seorang jurnalis.
Di tengah pencariannya, Rizky mulai mempertanyakan kembali arah kariernya. Ia ingin menjadi lebih dari sekadar jurnalis yang hanya bekerja untuk liputan dan berita harian. Ia ingin memiliki peran yang lebih besar dalam membangun hubungan yang kuat antara media dan publik.
Bertemu dengan DerapHukum.click :
Perubahan besar dalam hidupnya terjadi ketika ia bertemu dengan pimpinan redaksi DerapHukum.click, sebuah media digital yang berfokus pada isu-isu hukum dan sosial. Di sinilah Rizky menemukan lingkungan yang lebih profesional dan mendukung perkembangan dirinya.
Dalam media ini, Rizky ditempatkan di bagian Public Relations (PR) di bawah koordinasi Alhadi Nuraliy. Posisi ini memberikan tantangan baru baginya, tetapi juga menjadi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dan membangun hubungan dengan berbagai pihak, termasuk instansi pemerintah, lembaga hukum, dan masyarakat luas.
Di bawah bimbingan Alhadi Nuraliy, Rizky belajar bagaimana membangun citra positif media, menjaga hubungan baik dengan mitra, dan mengelola komunikasi yang efektif. Lambat laun, ia mulai merasakan perubahan besar dalam dirinya. Ia tidak lagi hanya menjadi jurnalis yang bekerja di balik layar, tetapi juga menjadi jembatan antara media dan publik, memastikan bahwa informasi yang disampaikan memiliki dampak yang positif bagi masyarakat.
Menjadi Pribadi yang Lebih Baik :
Bekerja di DerapHukum.click tidak hanya mengubah karier Rizky, tetapi juga membentuknya menjadi pribadi yang lebih baik. Jika dulu ia sering merasa dimanfaatkan, kini ia telah menemukan tempat di mana dirinya dihargai dan berkembang. Ia belajar untuk lebih selektif dalam memilih lingkungan kerja, lebih tegas dalam menolak eksploitasi, dan lebih percaya diri dalam menjalankan tugasnya.
Kini, Rizky Subrata bukan lagi seorang jurnalis yang mudah dimanfaatkan oleh pihak lain. Ia telah tumbuh menjadi seorang profesional yang memahami nilai dari pekerjaannya dan mampu membawa dampak positif bagi dunia jurnalisme. Dari seorang petualang yang sering tersesat, ia kini menemukan jalannya sendiri—sebuah jalan yang penuh dengan integritas, profesionalisme, dan dedikasi untuk kebenaran.
Perjalanannya belum berakhir, tetapi satu hal yang pasti: Rizky Subrata kini bukan lagi orang yang sama seperti sebelumnya. Ia telah menemukan tempatnya, dan ia siap untuk melangkah lebih jauh dalam dunia jurnalistik yang lebih bermartabat. (Real)