BREBES. | Deraphukum.click. | Puluhan hektare sawah milik warga di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikuya, tepatnya di Dukuh Karang Gempol, Desa Cinanas, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, mengalami erosi akibat banjir yang terus terjadi setiap musim hujan. Kondisi ini semakin parah karena tepian sawah terus tergerus, membuat badan sungai melebar dan menghabiskan lahan pertanian masyarakat.

Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Dharma Tirta Berkah Tani Desa Cinanas, Karsun, mengungkapkan bahwa selama ini dampak banjir Sungai Cikuya telah menyebabkan sedikitnya 25 hektare sawah hilang. Menurutnya, arus sungai yang semakin besar saat banjir tidak hanya menggerus lahan pertanian, tetapi juga membuat aliran sungai berpindah-pindah ke lahan warga.
“Saat ini, Sungai Cikuya semakin melebar dan bahkan berpindah-pindah, merambah ke area sawah warga. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan akan semakin parah dan bisa sampai memotong akses jalan,” ujar Karsun, Minggu (16/3).
Kepala Desa Cinanas, Hensika Sindi Setiawan, S.Pd., membenarkan bahwa erosi yang terjadi akibat banjir Sungai Cikuya telah menghilangkan banyak lahan sawah warga. Bahkan, jarak antara sungai dengan jalan kabupaten yang sebelumnya cukup luas kini hanya tersisa beberapa meter saja.
“Dulu jarak antara jalan kabupaten menuju Balai Desa Cinanas dengan Sungai Cikuya masih puluhan meter. Namun, sekarang sungai sudah semakin mendekati jalan, hanya tersisa beberapa meter saja,” kata Hensika Sindi Setiawan.
Dampak dari erosi ini juga berpengaruh pada pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) warga. Banyak warga yang keberatan membayar pajak sesuai ketetapan karena luas sawah mereka telah berkurang drastis akibat abrasi sungai.
“Ketika ditagih PBB, mereka beralasan sawahnya sudah tergerus sungai dan tidak seluas yang tertera di SPPT. Akibatnya, banyak yang menolak membayar sesuai nominal yang ditetapkan,” jelasnya.
Pemdes Cinanas bersama warga berharap ada perhatian serius dari pemerintah, khususnya dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana atau Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) untuk segera menangani permasalahan ini. Mereka mengusulkan agar dilakukan normalisasi sungai dan pemasangan bronjong untuk mencegah erosi lebih lanjut.
“Kalau tidak segera ditangani, seluruh sawah di daerah ini bisa berubah menjadi bantaran sungai. Kami berharap ada langkah nyata dari pemerintah agar lahan pertanian masyarakat tetap bisa diselamatkan,” pungkas Hensika Sindi Setiawan.
Warga Cinanas berharap ada solusi segera agar mereka tidak kehilangan sumber mata pencaharian utama. Jika dibiarkan, abrasi ini bukan hanya mengancam lahan sawah, tetapi juga akses jalan yang vital bagi mobilitas warga setempat.
( Rizal Sismoro)

