CIANJUR | Deraphukum.click | pagi itu, di Pantai Jayanti, mentari yang perlahan muncul di ufuk timur menjadi saksi atas momen yang begitu berkesan. (D) dan (W), dua sosok yang menikmati kedamaian pantai, duduk bersama di sebuah warung kecil di pinggir pantai.
Pesanan mereka sederhana: dua gelas es segar yang, meskipun tampak biasa, menjadi bagian dari kenangan yang takkan pudar.
Di tengah gemuruh ombak dan udara pagi yang segar, keduanya berbincang tentang kehidupan, pekerjaan, dan beban yang terasa lebih ringan di hadapan keelokan alam Jayanti. Gelak tawa dan percakapan penuh makna mengiringi tegukan demi tegukan es yang mereka nikmati. Suasana itu terasa hangat meski mereka dikelilingi hembusan angin laut yang menyejukkan.
Pesisir Pantai Jayanti menawarkan pemandangan yang memukau, dengan garis pantai yang memanjang dan riak ombak yang terus menari. Pejalan kaki lain tampak asyik menikmati pagi yang cerah, menambah kesan harmoni antara manusia dan alam. Sambil menikmati es minuman mereka, (D) dan (W) sesekali menatap ke kejauhan, merenungkan indahnya kehidupan sederhana yang sering terlupakan di tengah hiruk pikuk keseharian mereka di kota.
Ketika siang perlahan menjelang, mentari mulai menyengat dan minuman di gelas mereka pun habis. Namun, rasa puas dan kebahagiaan masih terasa. Mereka menyadari bahwa es yang sederhana itu, bersama suasana pantai yang magis, telah menciptakan sebuah kenangan yang akan mereka simpan selamanya.
Pantai Jayanti bukan hanya sekadar tempat singgah, melainkan ruang untuk melepaskan penat, menyegarkan pikiran, dan menikmati momen kebersamaan yang berharga. Dua gelas es itu, meski akhirnya lenyap, akan terus hidup dalam ingatan mereka sebagai simbol kesederhanaan dan kebahagiaan di tepi Pantai Jayanti.( Kontributor C.iwan )