Pekalongan, Jawa Tengah | Deraphukum.click | Makna kemerdekaan sejati tidak hanya sebatas bebas dari penjajahan bangsa asing, tetapi juga terbebas dari segala bentuk penindasan yang merugikan rakyat. Hal ini disampaikan Ketua LBH Brajamusti Nusantara Pekalongan, Ali Rosidin, saat ditemui pada Senin (18/8).
Menurutnya, bangsa Indonesia memang telah berhasil mengusir penjajah dari bumi pertiwi berkat perjuangan para pahlawan. Namun, saat ini musuh terbesar justru lahir dari dalam negeri sendiri, yakni para koruptor.
“Korupsi tidak hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga merusak moral kolektif, melemahkan institusi hukum, serta menghambat pembangunan,” tegas Ali.
Ia menjelaskan, praktik korupsi kini merambah berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga infrastruktur. Akibatnya, dana yang seharusnya dinikmati rakyat justru masuk ke kantong pribadi segelintir orang.
“Fenomena ini menunjukkan bahwa kemerdekaan sejati belum sepenuhnya hadir, karena rakyat masih dijajah oleh nafsu serakah pejabat dan oligarki,” ungkap Ali yang juga dikenal sebagai aktivis.
Lebih lanjut, Ali menegaskan bahwa makna merdeka sesungguhnya adalah ketika negara mampu memberikan kesejahteraan dan perlindungan hukum yang adil bagi seluruh rakyat.
“Merdeka berarti rakyat tidak resah dengan harga kebutuhan pokok yang melejit, bisa hidup layak tanpa utang dan tanpa eksploitasi, tidak terbebani pajak yang tidak wajar, serta mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan yang terjangkau. Hukum pun harus ditegakkan tanpa pandang bulu,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Ali menekankan bahwa koruptor dan oligarki adalah musuh nyata bangsa yang harus disingkirkan dari bumi pertiwi. (Tim)