KARAWANG | Deraphukum.click | – Sudah dua hari lamanya tim gabungan SAR dan BPBD Kabupaten Karawang terus berjuang mencari Doni Pratama (28), seorang pemancing yang dilaporkan hanyut terseret arus deras Sungai Cilamaya pada Minggu, 26 Januari 2025. Pencarian terus dilakukan dengan menyisir sepanjang aliran sungai, namun hingga pagi Senin, 27 Januari 2025, korban belum juga ditemukan.
Korban, Doni Pratama, diketahui merupakan warga Desa Pangulah Utara, Kampung Cariu, yang tinggal di Perumahan Cariu Permai Blok B, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Berdasarkan keterangan saksi mata sekaligus rekan korban, Gunawan (31), insiden tragis itu bermula ketika Doni nekat menyeberangi sungai di kawasan Bakan Kondang, lokasi yang diketahui memiliki arus cukup deras dan berbahaya.
Menurut Gunawan, saat itu Doni sudah berhasil mencapai tepi sungai. Namun, secara tiba-tiba, debit air meningkat tajam akibat air rob yang datang tanpa peringatan. Dalam waktu singkat, arus deras Sungai Cilamaya menyeret tubuh Doni, membuatnya hilang dari pandangan rekan-rekannya yang berada di lokasi kejadian.
Upaya Pencarian yang Tak Kenal Lelah
Pencarian intensif dimulai sejak laporan diterima oleh pihak BPBD dan tim SAR Kabupaten Karawang. Pada Minggu sore, 26 Januari 2025, tim gabungan yang terdiri dari SAR, Tagana, BPBD, dan sejumlah relawan mulai melakukan penyisiran secara menyeluruh di sepanjang aliran Sungai Cilamaya. Penyelam dan perahu karet dikerahkan untuk menjangkau titik-titik yang dianggap berpotensi menjadi lokasi korban tersangkut.
Namun, hingga pagi hari Senin, 27 Januari 2025, pencarian belum membuahkan hasil. Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah kondisi arus sungai yang sangat deras akibat hujan deras di hulu sungai. Kepala BPBD Kabupaten Karawang, Iwan Setiawan, menyampaikan bahwa cuaca buruk dan arus yang deras menjadi tantangan besar dalam proses pencarian ini.
“Kami bersama tim terus berupaya maksimal menyisir area kejadian dan sekitarnya. Kondisi arus sungai saat ini cukup deras sehingga mempersulit tim dalam melakukan penyelaman. Meski begitu, kami tidak akan berhenti sampai korban ditemukan,” ujar Iwan.
Harapan dan Dukungan Keluarga Korban
Keluarga korban, yang berada di lokasi kejadian sejak hari pertama pencarian, terus memanjatkan doa agar Doni segera ditemukan dalam keadaan apapun. Ayah korban, Sudarmaji, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh tim yang terlibat dalam pencarian anaknya.
“Kami sangat berharap Doni bisa segera ditemukan. Terima kasih untuk semua tim yang sudah bekerja keras. Kami hanya bisa berdoa dan berharap yang terbaik,” ujar Sudarmaji dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, warga setempat turut memberikan dukungan moral kepada keluarga korban dan membantu pencarian di sekitar kawasan sungai. Para relawan dari berbagai organisasi kemasyarakatan juga ikut bergabung untuk memaksimalkan upaya pencarian, meskipun menghadapi risiko yang tidak kecil.
Pentingnya Kesadaran Akan Bahaya Sungai
Insiden ini menjadi pengingat bagi masyarakat setempat tentang pentingnya kewaspadaan saat berada di dekat atau melintasi sungai, terutama di musim penghujan yang menyebabkan debit air meningkat secara tiba-tiba. Kepala Desa Pangulah Utara, Ahmad Suryana, menekankan agar warga lebih berhati-hati dan menghindari aktivitas di sungai saat kondisi cuaca tidak bersahabat.
“Kami akan melakukan sosialisasi lebih lanjut kepada warga mengenai bahaya yang mengintai di sekitar sungai, terutama saat musim hujan. Keselamatan harus menjadi prioritas utama,” ujar Ahmad.
Pencarian Akan Terus Dilanjutkan
Hingga berita ini diturunkan, tim gabungan masih berada di lokasi kejadian untuk melanjutkan pencarian. Harapan besar terus disuarakan agar Doni Pratama dapat segera ditemukan. Kerja keras tim SAR, BPBD, dan masyarakat menunjukkan solidaritas yang tinggi dalam menghadapi situasi sulit ini.
“Kami mohon doa dan dukungan dari semua pihak. Mudah-mudahan pencarian ini segera membuahkan hasil,” tutup Iwan Setiawan.
Pencarian ini diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keselamatan, khususnya di wilayah rawan bencana seperti Sungai Cilamaya.
(C.Iwan)