| Deraphukum.click | Rabu, 17 Desember 2025.
Dr. Nursalim Tinggi, S.Pd., M.Pd. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tulisan ini kusampaikan sebagai titipan iman dan pengingat arah bagi siapa pun yang hari ini, esok, dan kelak mengabdikan diri di Yayasan Dewan Dakwah Turatea Indonesia. Wasiat ini lahir dari pengalaman, perenungan, dan harapan agar dakwah yang pernah dirintis dengan susah payah tetap hidup, tumbuh, dan bermakna bagi umat dan bangsa.
Yayasan Dewan Dakwah Turatea Indonesia berdiri dari kesederhanaan dan kejujuran niat. Ia tidak dibangun oleh kekuatan materi atau popularitas, melainkan oleh kesadaran dakwah para muballigh yang dahulu berhimpun dalam keterbatasan, berawal dari tujuh masjid yang menyatukan tekad. Pada 13 Februari 2002, ikhtiar itu dilembagakan agar dakwah tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi terarah, beradab, dan berkesinambungan. Sejarah ini harus selalu diingat sebagai fondasi nilai, agar yayasan ini tidak kehilangan ruhnya ketika zaman berubah.
Hal pertama yang kutitipkan adalah kelurusan niat. Dakwah bukan jalan mencari kenyamanan hidup, melainkan jalan menghidupkan nilai. Jangan menjadikan yayasan ini sebagai tempat menggantungkan harapan duniawi atau panggung kepentingan pribadi. Jadikan ia ladang pengabdian, tempat menyemai keikhlasan, dan ruang memperbanyak amal. Ketika niat dijaga, lelah akan terasa ringan, dan pengorbanan akan bernilai ibadah.
Peliharalah kehormatan Yayasan Dewan Dakwah Turatea Indonesia dengan akhlak. Marwah tidak lahir dari struktur organisasi, tetapi dari sikap para pengurus dan muballighnya. Perbedaan pendapat adalah bagian dari dinamika, tetapi adab adalah batas yang tidak boleh dilanggar. Jangan biarkan ego merusak persaudaraan, dan jangan biarkan ambisi mencederai kepercayaan umat. Dakwah yang berwibawa lahir dari keteladanan, bukan dari pertentangan.
Teruslah menuntut ilmu dan memperluas wawasan. Dakwah menuntut kecerdasan hati dan ketajaman akal. Tantangan umat semakin kompleks, sementara masyarakat terus berubah. Namun perubahan tidak boleh mengaburkan nilai. Pegang teguh Al-Qur’an dan Sunnah, pahami realitas sosial Turatea dengan jernih, dan sampaikan dakwah dengan hikmah. Ucapan yang lembut dan sikap yang bijaksana sering kali lebih sampai daripada kata-kata yang keras.
Rawat yayasan ini dengan kesabaran dan musyawarah. Jangan biarkan ia terjerat konflik kepentingan, tarik-menarik politik, atau persaingan yang melelahkan umat. Biarlah Yayasan Dewan Dakwah Turatea Indonesia tetap menjadi rumah dakwah yang meneduhkan, tempat umat merasa dilayani, dan tempat para muballigh saling menguatkan. Jika terjadi kekeliruan, luruskan dengan kebijaksanaan; jika muncul perbedaan, selesaikan dengan lapang dada.
Kepada generasi muda, kusampaikan amanah yang besar. Hormatilah para pendahulu yang telah membuka jalan, tetapi jangan berhenti melangkah. Ambillah nilai perjuangan mereka, lalu kembangkan dengan semangat zamanmu. Jadilah muballigh yang berani, berilmu, dan berakhlak. Masa depan yayasan ini tidak hanya bergantung pada kemampuan organisatoris, tetapi pada kematangan moral para penerusnya.
Perlu kusampaikan dengan jujur: walau hari ini ragaku tercatat berada dalam kepengurusan Persatuan Muballigh Batam, hatiku tetap tertaut pada Yayasan Dewan Dakwah Turatea Indonesia. Ia akan selalu hidup, tumbuh, dan berdenyut dalam dada serta desah nafasku. Ikatan dakwah tidak ditentukan oleh posisi struktural, melainkan oleh kesetiaan pada nilai dan istiqamah dalam pengabdian.
Jika kelak namaku tidak lagi disebut, itu bukan kesedihan. Yang lebih penting adalah agar nilai dakwah ini tetap terjaga. Selama Yayasan Dewan Dakwah Turatea Indonesia berdiri di atas keikhlasan, menjaga persaudaraan, dan terus menyeru kepada kebaikan, maka di situlah amal jariyah para perintis akan terus mengalir.
Inilah titipan iman ini kusampaikan. Jagalah ia dengan kejujuran, rawatlah ia dengan akhlak, dan hidupkanlah ia dengan pengabdian yang tulus. Semoga Allah meridai setiap langkah dakwah dan menjadikan Yayasan Dewan Dakwah Turatea Indonesia sebagai cahaya yang memberi arah bagi umat dan bangsa, hari ini dan sepanjang masa. (Nursalim)

