Batam, | deraphukum.click | Semangat baru tengah menyapa dunia pendidikan di Kota Batam. Sosok muda bernama Vivil Gusvira Zhona, lulusan terbaik dari Universitas PGRI Sumatera Barat, hadir membawa harapan dan dedikasi tinggi untuk ikut membangun generasi bangsa lewat pendidikan berbasis nilai dan pengetahuan.
Pada Senin, 26 Mei 2025, Vivil mengikuti wawancara penerimaan tenaga pendidik di SMA IT Al-Muhajirin Tiban, salah satu institusi pendidikan Islam yang progresif dan terus berbenah dalam mencetak siswa-siswi berkarakter di tengah perkembangan zaman. Langkahnya ke Batam bukan sekadar mencari peluang kerja, melainkan sebuah keputusan sadar untuk menjadikan pengabdian sebagai guru sebagai jalan hidup.
Dengan IPK 3.96 dan latar belakang akademik dari jurusan Pendidikan Geografi, Vivil dikenal sebagai pribadi teliti, tekun, dan visioner. Selama menempuh studi di kampusnya, ia bukan hanya fokus pada akademik, melainkan juga aktif dalam kegiatan organisasi. Di Himpunan Mahasiswa Geografi, ia dipercaya menjadi Sekretaris II dan kemudian Sekretaris I. Perannya di organisasi itu mengasah kepekaannya dalam kepemimpinan, manajemen administrasi, dan kerja tim.
Tak hanya aktif di internal kampus, Vivil juga pernah menjalani magang di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pariaman. Di sana, ia banyak terlibat dalam pelayanan dokumen masyarakat seperti KIA dan KK, serta mengenal langsung dinamika birokrasi publik. Baginya, melayani masyarakat adalah wujud nyata dari kebermanfaatan ilmu yang dimiliki.
Pengalaman lain yang memperkaya kariernya adalah saat ia terjun sebagai guru praktik di SMAN 1 Nan Sabaris. Di depan kelas, Vivil tidak hanya mengajarkan geografi secara teoritis, tetapi juga menghidupkannya lewat studi kasus dan pendekatan lokal. Ia membimbing siswa memahami desa dan kota mereka sendiri sebagai ruang hidup yang dinamis dan bernilai strategis dalam pembangunan.
Kemampuan Vivil tak terbatas pada pedagogi. Ia menguasai sejumlah+ aplikasi penting seperti Microsoft Office, SPSS, dan ArcGIS. Bahkan, demi menjawab tuntutan zaman, ia mengikuti pelatihan web developer. Semua ia lakukan sebagai bentuk kesungguhan dalam mengembangkan diri sebagai guru yang adaptif dan siap menghadapi tantangan digitalisasi pendidikan.
Meski kini bermukim di Tanjung Piayu, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam, Vivil tetap membawa akar nilai-nilai Minangkabau dalam hidupnya: kerja keras, kejujuran, dan semangat belajar tiada henti. Ia memandang Batam sebagai lahan baru untuk tumbuh dan mengabdi—sebuah kota yang majemuk dan penuh tantangan, namun juga sarat peluang untuk berkarya.
SMA IT Al-Muhajirin menyambut baik kehadiran calon-calon pendidik muda seperti Vivil. “Kami melihat bukan hanya kualifikasi akademiknya, tetapi juga komitmennya untuk mendidik dengan hati dan integritas,” ujar salah satu pengurus sekolah dalam sesi wawancara.
Kini, langkah Vivil tinggal menunggu hasil akhir seleksi. Namun baginya, menjadi guru bukanlah soal diterima atau tidak, melainkan kesiapan untuk terus belajar, terus berbagi, dan terus menanam nilai-nilai di ladang masa depan. Ia percaya, pendidikan adalah jalan panjang yang sunyi, namun akan selalu berarti bila dijalani dengan niat dan ketulusan.
Mungkin, di tengah ruang kelas yang sederhana, akan tumbuh benih-benih perubahan. Dan salah satu tangan yang menanamnya—adalah milik Vivil Gusvira Zhona, perempuan muda dari Ranah Minang yang kini menorehkan langkah baru di bumi Batam. (Nursalim Turatea).