Cilamaya,Karawang Jawa Barat | Deraphukum.click | Selasa, 01 Juli 2025
Sukatma, pria yang akrab disapa Amma, kini tengah menapaki lembaran baru dalam hidupnya. Dulu, ia dikenal sebagai salah satu karyawan di gerai kuliner Mie Pedes Gila yang berlokasi di Ruko PM (Pertamina), Pangkalan, Cilamaya, Karawang. Kini, setelah memutuskan berhenti bekerja, ia memilih untuk mandiri dan membuka usaha sendiri dengan konsep keliling menggunakan sepeda motor.
Keputusan besar ini diambil setelah beberapa kali mencoba pekerjaan lain. Setelah resign dari Mie Pedes Gila, Amma sempat bekerja di sebuah restoran bernama Ricebowl, yang terletak tepat di depan SMK PGRI Cilamaya. Namun, pekerjaannya di sana pun tak bertahan lama. Ia kembali memilih untuk keluar dan mencoba peruntungan dengan merintis usaha sendiri.
Menariknya, usaha yang kini ia tekuni masih berada di dunia yang sama — kuliner mie pedas. Mengusung nama Mie Pedas Gila, Amma menyulap motornya menjadi gerobak keliling yang menjajakan mie pedas racikan khas. Setiap harinya, ia berkeliling dari Jatisari hingga Cilamaya, menjangkau berbagai titik yang ramai pembeli.
Salah satu lokasi mangkal favoritnya adalah di depan Masjid Al-Amin, Desa Mekarmaya, Kecamatan Cilamaya Wetan. Di tempat ini, pembeli bisa dengan mudah menemukannya saat jam-jam sore hingga malam hari.
“Dulu saya kerja, sekarang saya coba usaha sendiri. Alhamdulillah, walau belum besar, tapi saya senang bisa usaha sendiri dan tetap jualan mie pedas yang jadi favorit banyak orang,” ujar Amma saat diwawancarai di lokasi mangkalnya.
Semangat Amma untuk bangkit dan mandiri patut diacungi jempol. Dari seorang karyawan biasa, kini ia menjelma menjadi pelaku UMKM yang terus bergerak dan mencari peluang. Usahanya juga mendapat respons positif dari masyarakat setempat, khususnya pecinta kuliner pedas.
Dengan sepeda motor sederhana yang ia modifikasi sebagai tempat masak dan berjualan, Amma membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk maju. Di tengah persaingan kuliner yang semakin ketat, keunikan rasa dan semangat pantang menyerah menjadi senjata utama Amma dalam mengembangkan usaha kecilnya. ( Erik Fria Dewantara )