Wonosobo, | DerapHukum.Click | Senin, 21 April 2025 17:57 WIB Patung biawak di jalan nasional Wonosobo-Banjarnegara di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Wonosobo.
Patung tersebut viral lantaran disebut mirip dengan aslinya.
Patung yang berada di jalan nasional Wonosobo-Banjarnegara ini diunggah oleh beberapa akun media sosial di Instagram dan X. Dalam unggahan tersebut patung ini dibandingkan dengan patung lain di beberapa kota.
Salah satunya yang diunggah oleh akun @jawafess di media sosial X. Dalam postingan tersebut juga disertakan patung lain seperti tugu pesut, patung gajah, dan patung penyu.
Tidak hanya foto patung, dalam postingan juga disebutkan nominal anggaran pembuatan patung yang jumlahnya berbeda jauh. Jika patung lain ditulis menelan anggaran Rp 1 miliar lebih, patung biawak ditulis hanya Rp 50 juta.
Di postingan lain yang diunggah oleh akun @sosmedkeras di media sosial X. Dalam postingan tersebut juga menyinggung patung gajah dan tugu pesut.
“Tugu gajah gresik dan tugu pesut mahakam menangis melihat karya ini,” tulisnya yang diunggah pada Jumat (18/4/2025) pukul 22.39 WIB.
Ketua Karang Taruna Kecamatan Selomerto, Ahmad Gunawan Wibisono menyebut patung biawak tersebut memiliki ukuran 7 meter. Pembuatan patung ini merupakan gagasan dari Karang Taruna usai membuat kegiatan berkaitan lingkungan hidup di mana biawak banyak dijumpai di Desa Krasak sejak dulu hingga saat ini.
Adapun proses pembuatan patung tersebut dilakukan hanya 1,5 bulan oleh seniman asal Wonosobo. Ia menegaskan, patung tersebut belum selesai 100 persen. Nantinya akan dibuatkan taman di sekitar lokasi patung biawak tersebut.
“Untuk proses pembuatannya sekitar 1,5 bulan, tapi ini sebenarnya belum selesai, nanti mau dibuatkan taman. Kalau yang membuat itu orang Wonosobo, seniman,” terangnya.
Perihal anggaran pembuatan patung, ia mengaku tidak tahu pasti. Pihaknya hanya penerima manfaat dan anggaran merupakan dari Pemerintah Kabupaten Wonosobo.
“Kalau anggaran tepatnya saya tidak tahu. Setahu saya ini dari CSR lewat Pemkab Wonosobo,” kata dia.
Hal yang sama juga dikatakan Kades Krasak, Supinah. Ia membantah anggaran pembuatan patung biawak menggunakan Dana Desa. Anggaran pembuatan patung merupakan dana CSR.
“Di media sosial memang disebutkan menggunakan Dana Desa itu tidak benar. Itu dari CSR jadi pemuda Karang Taruna di sini mengajukan ke Pemkab Wonosobo dan dicarikan dana CSR,” ujarnya.
Namun demikian ia mengaku bangga dengan adanya patung biawak di desanya. Pasalnya biawak sudah menjadi identitas desa termasuk asal muasal dinamakan Desa Krasak juga berhubungan dengan biawak.
“Tetapi saya bangga sekali ada patung biawak karena biawak ini menjadi ikon dari desa kami. Di mana nama Desa Krasak adalah karena dulu sering terdengar suara krasak krasak saat biawak lewat,” katanya.
(Erik Fria Dewantara)