Karawang, Jawa Barat | Deraphukum.click | Tumpukan buku paket yang menggembung, berjamur, dan kusut memenuhi pelataran SMP Negeri 1 Telukjambe Barat, Desa Karangligar, Karawang, setelah enam hari terendam banjir.
Banjir kiriman dari Sungai Citarum dan Cibeet mulai menggenangi wilayah Karangligar sejak Selasa, 8 Juli 2025, dan baru benar-benar surut pada Senin dini hari, 14 Juli. Selama itu, ruang perpustakaan dan gudang penyimpanan buku di SMPN 1 tergenang air setinggi sekitar 120 cm.
“Hampir semua buku kelas VII hingga IX rusak. Kalau dikira-kira jumlahnya mencapai 3.000 eksemplar,” ungkap Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Endang Supriatna, di lokasi kejadian.
Setelah air surut, ratusan warga, guru, dan siswa secara bergiliran membersihkan lumpur tebal yang menempel di dinding dan lantai sekolah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang mengerahkan satu unit mobil pemadam kebakaran dan delapan personel. Sebanyak 30 ribu liter air bersih disemprotkan hingga Minggu (13/7) sore untuk membersihkan area sekolah.
Ketua RW 03 Karangligar, Asep Jaelani, menyebutkan bahwa gotong royong pascabanjir sudah menjadi kegiatan rutin di wilayahnya. “Tapi kali ini paling berat. Libur kenaikan kelas membuat sekolah kosong, jadi tidak sempat menyelamatkan buku-buku,” ujarnya.
SMPN 1 Telukjambe Barat memang merupakan sekolah langganan banjir. Lokasinya yang berada tepat di tepi saluran irigasi membuat air luapan Sungai Cibeet mudah masuk ke kawasan sekolah. Menurut data BPBD yang dirangkum Kompas, wilayah Karangligar terendam lebih dari 20 kali dalam setahun. Pada Mei lalu, banjir bahkan sempat mencapai ketinggian 180 cm.
Kepala Sekolah Subhan mengaku telah berulang kali mengusulkan relokasi sekolah atau pembangunan lantai dua untuk ruang arsip dan laboratorium. Namun, hingga kini, keterbatasan anggaran daerah masih menjadi kendala.
Selain buku paket, sejumlah perangkat teknologi informasi, modul literasi, dan alat praktik IPA juga ikut rusak. “Estimasi kerugian untuk peralatan belajar mendekati Rp250 juta,” kata Bendahara BOS, Nurhayati. Akibatnya, kegiatan belajar tatap muka di awal tahun ajaran baru pekan depan terancam tertunda atau dialihkan ke sistem daring.
Komite sekolah saat ini membuka posko donasi buku dan alat tulis di aula desa, serta membuka rekening bantuan di Bank Jabar Banten (BJB) atas nama Peduli SMPN 1 Telukjambe Barat. Dinas Pendidikan Karawang dijadwalkan meninjau langsung lokasi pada Selasa besok untuk memverifikasi kerusakan dan menentukan skema penggantian buku.
“Kalau tidak ada suplai buku baru sebelum pertengahan Agustus, anak-anak jelas kesulitan mengikuti kurikulum. Kami berharap pemerintah, penerbit, dan komunitas literasi ikut turun tangan,” ujar Nasam Kartawijaya, Pembina OSIS SMPN 1 Telukjambe Barat.
—-
Fakta Singkat:
Hari terendam: 6 hari (8–14 Juli 2025)
Buku paket rusak: ± 3.000 eksemplar
Volume air pembersih: 30.000 liter (data BPBD)
Ketinggian air tertinggi: ± 120 cm di ruang kelas
Banjir ke-4 sepanjang 2025 (catatan sekolah)
(Lukmanul Hakim)

