Batam, Kepulauan Riau | Deraphukum.click | Tidak semua anak terlahir dalam keluarga yang mampu memenuhi hak dasar pendidikan. Sebagian harus berjuang melewati keterbatasan demi menggapai mimpi sederhana: kembali duduk di bangku sekolah. Itulah yang dialami Amin, seorang anak yatim piatu asal Sagulung, Batam, yang sempat putus sekolah akibat keterbatasan ekonomi saat pandemi Covid-19.
Empat tahun silam, saat pandemi melanda dan seluruh aktivitas belajar dipindahkan ke rumah secara daring, Amin yang kala itu duduk di kelas 3 SD, terpaksa berhenti sekolah. Bukan karena kehilangan semangat, tetapi keterbatasan alat belajar membuatnya tak punya pilihan. Neneknya, Aminah—satu-satunya keluarga yang merawatnya sejak bayi—hanya memiliki ponsel lawas yang tak mendukung pembelajaran daring. Usia nenek yang lanjut pun menjadi hambatan dalam mendampingi Amin belajar teknologi.
Hari demi hari berlalu, sementara teman-temannya terus menimba ilmu, Amin hanya bisa memendam harapan sederhana: ingin kembali sekolah.
Hingga akhirnya, pertolongan datang melalui tangan-tangan kebaikan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Batam. Berawal dari informasi warga sekitar, LAZ Batam mengetahui kondisi Amin dan segera bergerak. Mereka mencoba menghubungi sekolah tempat Amin dulu belajar, namun sayangnya, upaya untuk kembali ke sekolah tersebut menemui jalan buntu. Pihak sekolah menyarankan agar Amin mencari sekolah baru.
Tak berhenti di situ, LAZ Batam terus mencarikan solusi. Berkat kepedulian dan jejaring yang dimiliki, akhirnya sebuah pondok pesantren di Batam bersedia menerima Amin. Melalui program kesetaraan di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang dikelola pesantren tersebut, Amin akhirnya bisa kembali melanjutkan pendidikan.
Selama tiga tahun terakhir, seluruh biaya pendidikan dan kebutuhan hidup Amin ditanggung dari dana zakat yang dikelola oleh LAZ Batam. Zakat yang disalurkan masyarakat benar-benar menjadi jembatan harapan bagi masa depan anak yatim seperti Amin.
Kini, Amin telah menyelesaikan program pendidikan kesetaraan dan resmi menerima ijazah kelulusannya. Senyumnya yang tulus menjadi bukti bahwa zakat bukan sekadar kewajiban ritual, tetapi kekuatan sosial yang mampu mengubah kehidupan seseorang.
Zakat yang Anda tunaikan bukan sekadar angka. Di balik setiap rupiahnya, tersimpan harapan, pendidikan, dan masa depan.
LAZ Batam mengajak masyarakat untuk terus mengalirkan manfaat zakat. Setiap zakat yang Anda salurkan akan terus menolong anak-anak seperti Amin agar tetap memiliki kesempatan, keberanian untuk bermimpi, dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Zakat bukan hanya kewajiban. Ia adalah bukti nyata hadirnya kasih sayang dan keberkahan bagi mereka yang membutuhkan.
Kini, Amin melangkah ke masa depan dengan semangat baru. Semua ini berkat tangan-tangan dermawan yang tak pernah lelah menunaikan zakat.
(Nursalim Turatea)