KARAWANG, JAWA BARAT | Deraphukum.click | Suasana hangat dan penuh kebersamaan terasa sejak hari pertama Jambore Silat Tadjimalela Karawang 2025 digelar di Kecamatan Cilamaya Wetan pada 25–26 Oktober 2025. Ratusan pesilat muda berkumpul bukan hanya untuk menimba ilmu bela diri, tetapi juga membentuk karakter, disiplin, dan mental juara.
Tahun ini, jambore mengusung konsep yang lebih lengkap: pembinaan fisik, mental, spiritual, dan soft skill. Dari total lebih dari 160 peserta yang datang dari 15 sekolah tingkat SD, SMP, hingga SMA, seluruhnya mengikuti rangkaian kegiatan intensif selama dua hari satu malam.

Lelah yang Membentuk Mental
Sejak pagi hingga malam hari, para peserta menjalani ujian fisik, penguasaan jurus, serta materi pengetahuan. Para pelatih yang telah menyiapkan kegiatan ini selama lima bulan memastikan setiap tahap mengajarkan sesuatu yang lebih dari sekadar teknik.
“Setiap tetes keringat mereka adalah proses menempa diri. Di sini kami tidak hanya melatih tangan, tetapi juga hati dan pikiran,” ujar Muhammad Syahdi Ghory, pelatih sekaligus panitia Jambore Tadjimalela Cilamaya.

Lebih dari Silat: Ajang Tumbuhnya Karakter
Menariknya, jambore tahun ini juga menghadirkan berbagai lomba soft skill yang menunjukkan bahwa pesilat tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga cerdas dan berakhlak. Perlombaan tersebut meliputi:
- PBB (Peraturan Baris-Berbaris)
- Cerdas Cermat PPGD
- Pidato
- Kaligrafi
- Tahfidz Juz 30
- Tarik Tambang
- Pentas Seni
Melalui bidang-bidang tersebut, peserta diajak untuk tampil percaya diri, bekerja sama, serta mengasah keterampilan non-teknis yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

Malam Refleksi: Saat Para Pesilat Menundukkan Hati
Selain sesi latihan dan perlombaan, kegiatan malam menjadi momen yang paling menyentuh. Ada sungkeman kepada orang tua, yasinan dan doa bersama, renungan malam, hingga api unggun yang membangun kebersamaan.
“Seringkali orang hanya melihat sisi kompetisi silat. Namun di Jambore ini, kami ingin menunjukkan bahwa setiap anak adalah calon pemimpin. Mereka harus punya adab sebelum ilmu, karakter sebelum gelar,” lanjut Ghory.

Lahirnya Anggota Baru
Pada hari terakhir, acara ditutup dengan pengumuman juara lomba dan penyerahan piala. Namun momen paling dinanti adalah pengukuhan anggota baru yang dinyatakan lulus UKT. Sorak bangga keluarga peserta membuat suasana haru bercampur bahagia.
Ketua Umum Tadjimalela Karawang, Kang Saefudin Lubis, meyakini jambore ini bukan sekadar agenda tahunan, tetapi pembuktian bahwa Tadjimalela hadir sebagai wadah pembentukan generasi berkarakter.
> “Kita bukan sekadar silat, tapi keluarga,” tegasnya.
(Gilga.P)

