Cilacap,Jawa Tengah | Deraphukum.click | Selasa, 28 Oktober 2025 Ambruknya bronjong pengaman tebing sungai Ciraja dan lereng bahu jalan di ruas Bengbulang – Cipicung sudah tersebar di media sosial.
Pembangunan Bronjong berlangsung dua tahap,yang pertama oleh BBWS Citanduy Banjar dan tahap kedua oleh Dinas PUPR kabupaten Cilacap melalui APBD THN 2025.
Pekerjaan pembangunan bronjong tahap dua adalah bagian dari pekerjaan peningkatan jalan 113 ruas Bengbulang Cipicung,kecamatan Karangpucung yang dilaksanakan oleh
CV Sukses Abadi dengan
nilai proyek Rp 3,447 milyar dan kalender kegiatan 120 hari (17 Juni 2025 – 14 Oktober 2025)
Minggu yang lalu lalu tepatnya Selasa 21 Oktober 2025 bronjong tersebut roboh setelah hujan deras , terjadi banjir dan menghantam dinding bronjong,ditambah guyuran air dari atas yang masuk kebawah dan menggerus bawah bronjon karena mungkin tidak ada material penahan air lumpur/geoteksti. Itulah antara lain yang mengakibatkan bronjong kemudian ambruk.
Robohnya bronjong yang belum satu bulan dibangun mengundang banyak pertanyaan dari warga masyarakat.
Mengapa ambruk, dan siapa yang harus bertanggung jawab?
Di benak hati masyarakat hanya berhenti sebatas pada pertanyaan karena tidak tahu.
Untuk menggali informasi terkait hal itu team mencoba menghubungi pihak BBWS Citanduy melalui PPK OP II terkait keberadaan bangunan bronjong dan mengkonfirmasi
apakah ada koordinasi antar pihak terkait dalam perencanaan dan pelaksanaan pemasangan bronjong.
Berdasarkan informasi dari OP II,bahwa sampai sekarang belum ada komunikasi koordinasi dari Pemerintah Daerah Cilacap.
“Sampai sekarang belum ada koordinasi dari Pemda Cilacap dalam hal ini dinas PUPR,mudah mudahan setelah ada kejadian ini ada komunikasi koordinasi “Jelasnya.
Kemudian PPK OP II juga menjelaskan bahwa pemasangan bronjong oleh BBWS sudah sesuai dengan rencana dan ketentuan tentang fungsi bangunan.
“Kami mengerjakan pemasangan bronjong sudah sesuai dengan rencana,baik dari segi kontruksi,struktur,desain dan fungsinya sebagai pengaman tebing sungai dan tidak terpikirkan sama sekali bahwa pemasangan bronjong juga untuk pengaman lereng bahu jalan”Tegasnya.
Di hari yang sama awak media mencoba menemui kepala UPT dinas PUPR Majenang tapi yang bersangkutan sedang rapat di Cilacap menurut informasi dari staf
Kemudian awak media menemui salah satu tokoh pemerhati dari Ormas Gibas, Arif Darmawan. Dia menuturkan bahwa terkait pembangunan bronjong di sungai Ciraja diperlukan adanya koordinasi antar instansi.
“Terkait proyek pemasangan bronjong di wilayah sungai Ciraja mestinya ada komunikasi koordinasi dari pihak PUPR Cilacap dengan BBWS Citanduy,sehingga terjadi keterpaduan rencana dan aksi,tetapi selama ini kayanya belum.
Ketika sudah ada komunikasi koordinasi,pelaksana proyek bronjong lanjutan akan memiliki dasar acuan untuk meneruskan pekerjaan,sehingga tidak terjadi salah perhitungan dalam menentukan kontruksi,struktur dan tehnis pengerjaan.
Untuk itu kedepan pihak PUPR harus jemput bola melakukan koordinasi jika ada pekerjaan yang berada atau bersinggungan dengan wilayah sungai, karena area sungai menjadi kewenangan BBWS.
Di pemasangan awal itu kan dilakukan oleh BBWS,ketika kemudian mau dibangun bronjong lanjutan/lapis atas,pihak PUPR atau pelaksana pekerjaan,mestinya koordinasi dengan BBWS Citanduy,menanyakan tentang keberadaan bronjong yang telah dipasang terkait kontruksi,desain,struktur bangunan termasuk kemampuan bangunan menahan beban dari atas,agar tidak terjadi kesalahan dipekerjaan selanjutnya”Jelas Arif.
“Mungkin ada kesalahan kontruksi atau tehnis pengerjaan dipemasangan bronjong lanjutan sehingga
terjadi roboh.
Bisa terjadi kurang pemasangan pancang,atau bahkan tidak dipasang geotekstil penahan lumpur,yang itu semua bisa menjadi faktor penyebab mengapa ronjong roboh”Pungkasnya.
Proyek bronjong sungai Ciraja yang sedang ramai diperbincangkan masyarakat karena ambruk, memang perlu ada koreksi dan evaluasi berkelanjutan,karena disitu ada yang perlu dibenahi, yaitu tentang komunikasi antar instansi yang saling berhubungan satu sama lain, agar terwujud sebuah sinergi.
(Biro cilacap)

