KARAWANG | Deraphukum.click | – Pengurus Pusat Asosiasi Pimpinan Redaksi Indonesia (PP APRI) resmi dideklarasikan. Bertempat di Hotel Swissbellin, para pimpinan redaksi media masa Kabupaten Karawang – Jawa Barat sendiri menginisiasi terbentuknya organisasi profesi ini.
Dengan tagline ‘Pers Berdaya, Pers Berbudaya’, APRI didirikan untuk mensinergikan mindset antar para pimpinan redaksi media masa, serta menjaga kualitas pers indonesia.
“Taglinenya Pers Berdaya Pers Berbudaya. Jadi selain insan pers harus berintegritas dari segala hal, insan pers juga harus berbudaya. Karena APRI mengamini jika etika selalu di atas ilmu,” tutur Presidium 1 APRI, R. Hartono, Kamis (30/1/2025).
Presidium 2 PP APRI, Syuhada Wisastra menambahkan, APRI akan menjadi cikal bakal kekompakan dan sinergitas semua para pimpinan redaksi media masa di indonesia. APRI juga akan ikut andil di dalam bagian mendukung program-program pemerintahan yang pro rakyat.
“Deklarasi hari ini hanya permulaan awal. Setelah Munas APRI nanti, maka akan dibentuk APRI tingkat provinsi atau kabupaten/kota lainnya. Dan PP APRI sangat terbuka untuk menerima saran dan masukan,” tuturnya.
Sekretaris PP APRI, Ade Kosasih menjelaskan, untuk langkah awal, tidak ada ketua tunggal di kepengurusan APRI. Sehingga di awal, APRI masih menggunakan sistem Presidium. Karena semuanya nanti akan dibahas dan ditentukan oleh AD/ART yang akan dibahas di Munas APRI.
“Munas akan kita gelar dalam tempo waktu secepat-secepatnya. Dan kawan-kawan pimpinan redaksi yang hadir hari ini adalah bagian dari inisiator terbentuknya PP APRI,” terangnya.
“Dan tidak menutup kemungkinan, di Munas nanti juga bakal hadir kawan-kawan pimpinan redaksi di luar Pulau Jawa,” tandasnya.
Puluhan pimpinan redaksi media dari berbagai daerah, termasuk media online, cetak, radio, dan televisi, secara resmi mendeklarasikan Asosiasi Pimpinan Redaksi Indonesia (APRI) di Swiss-Belinn Karawang pada Kamis, (30/1/2025).
Deklarasi ini bertujuan untuk mempererat kolaborasi antar pemimpin redaksi serta memperjuangkan kebebasan pers yang berlandaskan pada kode etik jurnalistik.
Ketua Presidium APRI, N. Hartono, menegaskan bahwa organisasi ini mengusung tagline “Pers Berdaya, Pers Berbudaya” sebagai komitmen untuk mendorong jurnalisme yang profesional, berintegritas, serta bertanggung jawab secara sosial.
“Kami percaya bahwa pers yang berdaya akan mampu menghadirkan informasi yang akurat, berimbang, dan mencerdaskan masyarakat. Sementara itu, pers yang berbudaya akan menjaga tradisi, kearifan lokal, serta memperkaya peradaban bangsa,” ujar Hartono yang akrab disapa Romo.
Menurutnya, APRI akan berperan dalam memfasilitasi pengembangan kapasitas insan pers melalui pelatihan dan diskusi. Selain itu, APRI juga berkomitmen untuk menjaga kebebasan pers agar tetap independen dan tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu.
“Melalui deklarasi ini, kami berharap APRI dapat menjadi garda terdepan dalam membangun ekosistem media yang sehat, independen, dan berkualitas,” tambahnya.
Deklarasi ini mendapat dukungan dari berbagai pemimpin redaksi yang hadir. Mereka sepakat bahwa APRI harus menjadi wadah bagi pemimpin media dalam menghadapi tantangan era digital serta memastikan jurnalisme tetap menjadi pilar demokrasi yang kuat.
Sebagai langkah awal, APRI akan menyusun program kerja yang berfokus pada peningkatan kualitas jurnalisme, perlindungan terhadap kebebasan pers, serta advokasi terhadap isu-isu yang berkaitan dengan independensi media.
“Kami mengajak seluruh insan pers untuk bergandengan tangan dalam mewujudkan pers yang lebih berdaya dan berbudaya. Pers adalah pilar demokrasi, dan melalui komitmen bersama, kita dapat menjadikan pers Indonesia sebagai kekuatan yang memperkuat bangsa,” pungkas Hartono.
(Redaksi)