BANDUNG RAYA | Deraphukum.Click | Dadung Hari Setyo adalah Ketua Umum Komunitas Masyarakat Pertanian SUTA Nusantara. Ia merupakan alumni Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, Jurusan Kesejahteraan Sosial, Universitas Muhammadiyah Malang.
Di masa mudanya, ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Gerakan Mahasiswa KOSGORO dan aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pada periode 2001 dan 2004.
Wawancara Terkait Pidato Presiden Prabowo di MPR tentang Swasembada Pangan.
Dalam pidato Presiden Prabowo Subianto di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), disebutkan target pencapaian swasembada pangan dalam 4-5 tahun mendatang. Menanggapi hal tersebut, kami berbincang dengan Dadung Hari Setyo untuk mengetahui pandangannya terkait upaya swasembada pangan tersebut. Berikut adalah poin-poin yang dibahas:
1. Langkah-Langkah Konkret untuk Swasembada Pangan.
Dadung menyatakan bahwa pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis yang komprehensif, integratif, dan berkelanjutan. Menurutnya, kebijakan yang saat ini masih bersifat sektoral dan saling tumpang tindih perlu segera diperbaiki, dengan mengutamakan partisipasi masyarakat sebagai mitra strategis.
2. Persiapan Pemerintah.
Ia menekankan bahwa perencanaan harus berbasis pada prinsip 5W+1H, dengan pengawasan dan evaluasi yang jelas. Hal ini penting agar pelaksanaan swasembada pangan dapat terstruktur, terukur, dan mencapai target yang diinginkan.
3. Tantangan Utama.
Tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia dalam mencapai swasembada pangan adalah perubahan iklim, selain itu juga kurangnya sumber daya manusia yang kompeten, teknologi pertanian yang tertinggal, serta masalah permodalan dan investasi.
4. Pemanfaatan Potensi Agraris.
Menurut Dadung, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi lumbung pangan dunia. Dengan sinar matahari, tanah subur, dan air yang melimpah, Indonesia seharusnya bisa memanfaatkan kekayaan alam ini untuk meningkatkan produksi pangan.
5. Peran Sektor Swasta dan Petani Lokal.
Peran sektor swasta dan petani lokal sangat penting dalam mendukung swasembada pangan. Mereka harus berpartisipasi sebagai pelaksana teknis di lapangan dan juga sebagai subyek dan obyek dari kebijakan tersebut.
6. Pengembangan Teknologi Pertanian.
Dadung menyoroti bahwa Indonesia perlu mempercepat pengembangan teknologi pertanian. Saat ini, Indonesia tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain, baik di Eropa, Amerika, bahkan Afrika Selatan. Tenaga ahli di bidang teknologi pertanian harus disiapkan.
7. Menghadapi Perubahan Iklim.
Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, teknologi deteksi iklim harus dikembangkan. Petani dan nelayan Indonesia masih banyak yang mengandalkan cara-cara tradisional dalam memprediksi cuaca, dan ini harus segera diubah.
8. Kebijakan Ekspor Pertanian.
Setelah kebutuhan pangan dalam negeri terpenuhi, kebijakan ekspor hasil pertanian harus dibuka selebar-lebarnya. Ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
9. Dampak Swasembada Pangan terhadap Stabilitas Harga.
Pemerintah harus membuat neraca pangan nasional yang mencakup produksi dan konsumsi. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas harga pangan di pasar domestik.
10. Indikator Keberhasilan Swasembada Pangan.
Keberhasilan swasembada pangan dapat diukur melalui neraca pangan nasional, yang menjadi acuan dalam mengawasi pencapaian target.
11. Distribusi Pangan ke Wilayah Terpencil.
Dadung menyarankan agar ada kebijakan khusus tentang logistik untuk memastikan distribusi pangan yang merata ke seluruh wilayah Indonesia, terutama daerah yang sulit dijangkau.
12. Dukungan kepada Petani Kecil.
Pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, harus fokus pada kesejahteraan petani kecil. Kompetensi, regenerasi, dan kesejahteraan petani harus menjadi prioritas untuk mendukung swasembada pangan.
13. Pelibatan Masyarakat dalam Swasembada Pangan.
Pemerintah perlu meningkatkan pendidikan dan pelatihan di bidang pertanian hingga ke level desa. Partisipasi generasi milenial juga penting untuk mempercepat tercapainya swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Dadung Hari Setyo optimis bahwa dengan kebijakan yang tepat, Indonesia mampu mencapai swasembada pangan dan bahkan menjadi lumbung pangan dunia. Namun, ia menekankan bahwa peran serta semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
(Lan’s)