Brebes, Jawa Tengah | Deraphukum.click |Dalam upaya menurunkan angka stunting secara signifikan, Pemerintah Kabupaten Brebes secara resmi meluncurkan program “Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting” (Genting).
Kegiatan peluncuran ini dirangkaikan dengan “Rembuk Stunting”yang digelar di Aula Lantai 5 KPT Brebes, Senin 21 April 2025.
Asisten I Sekda Brebes, Khaerul Abidin, menegaskan bahwa program Genting merupakan wujud nyata komitmen Pemkab Brebes dalam menurunkan angka stunting sebagai bagian dari visi “Brebes Beres” sebuah inisiatif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui perbaikan gizi pada balita.
“Tim pencegahan dan percepatan penurunan stunting telah menyusun program prioritas serta menetapkan lokasi sasaran di Brebes untuk tahun 2026,” tutur Khaerul.
Menurutnya, rembuk stunting ini tidak hanya memperkuat komitmen bersama, tetapi juga menjadi forum advokasi kepada organisasi perangkat daerah, kecamatan, puskesmas, serta organisasi masyarakat dan komunitas.
Tujuannya adalah menyelaraskan strategi dan pembelajaran agar pelaksanaan program lebih efektif dan efisien.
Pada kesempatan tersebut, dilakukan pula penyerahan bantuan secara simbolis kepada keluarga berisiko stunting dan balita stunting, berupa beras forvit serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebagai bagian dari peluncuran Genting.
“Melalui Genting, kami ingin membangun semangat gotong royong masyarakat untuk mendukung keluarga kurang mampu dan berisiko stunting, khususnya ibu hamil, ibu menyusui, baduta, dan balita,” tambah Khaerul.
Ia juga mengajak seluruh pihak untuk turut menyukseskan program ini demi mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan menjadi harapan bangsa.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Eka Sulistya Ediningsih, menyambut baik peluncuran Genting.
Selain itu,Eka menyebutkan bahwa program ini menjadi bentuk kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi keterbatasan intervensi pemerintah pusat.
“Genting mendorong semua elemen masyarakat untuk terlibat, mulai dari pemberian nutrisi, penyediaan jamban sehat, hingga edukasi dan pendampingan kepada keluarga yang membutuhkan,” jelasnya.
Eka juga menyampaikan bahwa saat ini terdapat 57.117 keluarga berisiko stunting di Brebes, sementara target intervensi nasional dari Kemendukbangga hanya 10 ribu keluarga. Melalui Genting, ia optimis target tersebut dapat tercapai bahkan melampaui.
“Contohnya, untuk pemenuhan gizi, hanya dengan Rp15 ribu per hari kita sudah bisa menyisihkan sedikit untuk turut berkontribusi. Pendataan keluarga dan penyebab stunting akan dipetakan, sehingga peran masing-masing pihak bisa ditentukan secara terstruktur,” jelas Eka.
Di tingkat provinsi, dari target 149 ribu keluarga, sebanyak 27 ribu telah berhasil ditangani melalui dukungan berbagai pihak termasuk pemerintah provinsi dan CSR perusahaan.
Ia juga menambahkan, selain Genting, BKKBN memiliki empat program percepatan lainnya, yakni “Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya),Ayah Teladan Indonesia,dan Lansia Berdaya”.
Sebagai informasi, prevalensi balita stunting di Kabupaten Brebes menurun signifikan dari 29,1% pada tahun 2022 menjadi 21,6% di tahun 2023—penurunan tertinggi se-Jawa Tengah.
Kemudian ,berdasarkan data e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) per November 2024, tercatat 12.126 balita stunting atau 12,28% dari total balita di Brebes.
Acara peluncuran Genting dan rembuk stunting ini turut dihadiri oleh jajaran Forkopimda, kepala OPD dan camat, petugas gizi puskesmas, koordinator pelayanan KB, serta kepala desa dan lurah se-Kabupaten Brebes yang hadir secara daring.(Wawan AK)