KOTA BATAM-KEPRI | Deraphukum.click | Sriwijaya adalah salah satu peradaban terbesar di Nusantara yang berjaya sebagai pusat perdagangan, pendidikan, dan agama di Asia Tenggara pada abad ke-7 hingga ke-13. Sebagai imperium maritim yang menguasai jalur perdagangan internasional, Sriwijaya meninggalkan warisan budaya dan sejarah yang tak ternilai. Namun, seiring berjalannya waktu, kilau kejayaannya mulai memudar, tergantikan oleh arus modernisasi yang sering melupakan akar identitas bangsa.
Hari ini, saat dunia semakin terhubung secara digital, upaya memahami dan mengangkat kembali peradaban Sriwijaya menjadi relevan. Warisan ini bukan sekadar simbol kejayaan masa lalu, tetapi juga refleksi identitas nasional yang perlu diwariskan kepada generasi mendatang. Di tengah semangat pelestarian ini, peran individu seperti Hasyimkan dan komunitas Trah Laya Raja Diraja Punt Hyang Sri Jayanaga menjadi contoh dedikasi dalam menjaga warisan leluhur.
1). Upaya Pelestarian Jejak Sriwijaya :
Pengungkapan kembali sejarah Sriwijaya telah menghasilkan berbagai pencapaian yang patut diapresiasi. Dari penelitian akademis hingga penggalian artefak, bukti-bukti sejarah peradaban ini terus bermunculan. Karya-karya ilmiah dan dokumentasi budaya memberikan pandangan mendalam tentang pengaruh Sriwijaya terhadap peradaban Nusantara dan Asia Tenggara.
Salah satu tokoh yang berperan aktif, Hasyimkan, menyampaikan bahwa peradaban ini tetap terjaga karena “Allah SWT yang merawatnya hingga kini.” Pernyataan ini tidak hanya bermakna spiritual, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya tanggung jawab kolektif dalam menjaga identitas budaya. Dalam lingkup komunitas Trah Laya Raja Diraja Punt Hyang Sri Jayanaga, dedikasi untuk melanjutkan tradisi leluhur ditunjukkan melalui pendidikan generasi muda agar tetap memahami dan menghargai sejarah.
2). Kendala dalam Pelestarian
Meskipun banyak upaya telah dilakukan, pelestarian sejarah Sriwijaya tidaklah mudah. Salah satu tantangan utama adalah minimnya sumber daya manusia yang kompeten dalam mengelola warisan budaya ini secara profesional. Selain itu, dukungan finansial yang terbatas sering kali menghambat penelitian dan pelestarian artefak sejarah.
Sarifudin, salah satu pemerhati budaya, mengungkapkan bahwa tanpa dukungan konkret, usaha ini “ibarat mengejar bayangan.” Komentar ini menggambarkan pentingnya sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk membentuk lembaga resmi yang mendukung pelestarian warisan budaya. Lembaga ini dapat menjadi pusat koordinasi kegiatan, mulai dari penggalian artefak hingga publikasi ilmiah, sehingga upaya pelestarian lebih terorganisasi dan berkelanjutan.
3). Strategi Menuju Masa Depan
Melihat tantangan yang ada, langkah strategis diperlukan untuk memastikan pelestarian Sriwijaya menjadi lebih efektif. Salah satu inisiatif yang direncanakan adalah penerbitan buku komprehensif tentang peradaban Sriwijaya. Buku ini akan mengulas berbagai aspek, mulai dari sejarah, budaya, hingga pengaruh Sriwijaya terhadap peradaban dunia.
Selain sebagai media edukasi, buku ini diharapkan menjadi rujukan akademik dan inspirasi bagi generasi muda untuk terus mempelajari dan melestarikan warisan leluhur. Proyek ini juga menjadi simbol kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu dan pihak-pihak yang peduli terhadap budaya.
4). Refleksi dan Harapan
Peradaban Sriwijaya adalah cerminan dari kejayaan Nusantara yang tak boleh dilupakan. Menghidupkan kembali sejarahnya bukan hanya untuk mengenang masa lalu, tetapi juga untuk membangun masa depan yang berakar pada identitas bangsa. Dalam konteks globalisasi, pelestarian budaya menjadi kunci untuk mempertahankan keberagaman dan memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional.
Sebagai bangsa yang besar, kita memiliki tanggung jawab moral dan sejarah untuk menjaga warisan ini. Perjuangan ini memerlukan dedikasi, kerja sama, dan semangat pantang menyerah dari semua elemen masyarakat. Sriwijaya adalah bukti nyata bahwa Nusantara pernah menjadi pusat peradaban dunia. Tugas kita adalah memastikan bahwa kejayaan ini tetap hidup dalam ingatan dan inspirasi generasi mendatang.
Dengan semangat persatuan, mari kita jadikan pelestarian budaya sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa. Sejarah bukanlah sekadar cerita lama, tetapi warisan yang membentuk jati diri kita hari ini dan esok. Sriwijaya adalah milik kita, dan tanggung jawab untuk melestarikannya adalah tugas bersama. (Nursalim)