KEPULAUAN SERIBU | Deraphukum.click | Dalam rangka pelaksanaan program kerja unggulan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM)
melakukan transplantasi terumbu karang dan mangrove pada Sabtu (25/1) lalu. Dalam
kegiatan ini, tim KKN UGM berkolaborasi dengan Pusat Budidaya dan Konservasi Laut
Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (PBKL DKPKP) Provinsi DKI Jakarta.
Acara berlokasi di tepi perairan Pulau Tidung Kecil untuk transplantasi terumbu karang dan
pesisir pantai Tidung Plaza untuk penanaman mangrove.
Kegiatan ini selaras dengan tema program KKN “Penguatan dan Keberlanjutan Pengelolaan
Sumberdaya Kawasan Kepulauan Melalui Blue Economy dan Integritas Ekologis yang
Adaptif di Kelurahan Pulau Tidung Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu DKI Jakarta”.
Penanaman terumbu karang dan mangrove yang berfungsi sebagai penjaga ekosistem
pantai dan keseimbangan siklus biologi perairan sejalan dengan fokus subtema keserasian
ekologis.
“Dengan keberhasilan transplantasi terumbu karang diharapkan mampu berfungsi kembali
sebagai habitat penting bagi berbagai spesies laut, mendukung keseimbangan ekologi, dan
menjadi sumber daya yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.
Penanaman mangrove
juga memiliki tujuan untuk terciptanya ekosistem pesisir yang lebih stabil dan mampu
melindungi kawasan pantai dari abrasi, intrusi air laut, serta dampak perubahan iklim,” ucap
Yusrizal Makbul selaku koordinator mahasiswa unit (Kormanit) KKN-PPM UGM Kepulauan
Seribu.
Acara dimulai dengan sesi pembukaan, pengambilan bibit, penempelan bibit ke media
tanam, dan peletakan di lokasi penanaman. Menurut Langgam, selaku petugas Divisi
Terumbu Karang PBKL DKPKP yang turut membersamai pelaksanaan program, kegiatan ini sangat baik dan harus berkelanjutan.
“Kegiatan kolaborasi dalam hal rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut ini sangat baik dan
harus berkelanjutan, terutama bersama generasi pemuda seperti mahasiswa dari KKN UGM
yang memiliki semangat jiwa dan pikiran muda. Hal ini penting untuk menggerakkan
masyarakat luas untuk lebih peduli terhadap keberlanjutan ekosistem terumbu karang,
lamun, dan mangrove demi menopang pulau-pulau kecil seperti Pulau Tidung ini,” ujarnya.
Langgam menambahkan, metode penanaman terumbu karang yang dilakukan kemarin
adalah dengan transplantasi karang, yaitu pengambilan beberapa bagian atau fragmen pada indukan terumbu karang untuk di kembangbiakan demi kepentingan rehabilitasi.
“Untuk substrat yang digunakan yaitu menggunakan rak besi yang dapat menampung 100 bibit karang.
Daya tahan substrat rak besi di laut maksimal sampai 5 tahun, nantinya bibit
karang sudah akan menjadi indukan dan membentuk koloni koloni terumbu karang baru,”
pungkasnya.
Kedua program ini diharapkan dapat menjadi langkah kecil bagi pelestarian lingkungan laut
oleh generasi muda (dalam hal ini mahasiswa) dan menjadi jembatan kolaborasi antara pemerintah dengan mahasiswa untuk melindungi ekosistem laut, serta sebagai sarana
belajar untuk mengetahui pentingnya melestarikan alam.
( Fredi – jangkar seribu )