- Advertisement -spot_img
HomeReligiusPerbedaan Pemahaman Ijab Qabul dan Pentingnya Tata Bahasa dalam Pernikahan

Perbedaan Pemahaman Ijab Qabul dan Pentingnya Tata Bahasa dalam Pernikahan

- Advertisement -spot_img

BATAM-KEPRI | Deraphukum.click | – Diskusi terkait redaksi ijab qabul kembali mencuat di kalangan masyarakat. Topik ini sering kali menjadi perdebatan kecil namun signifikan, terutama dalam konteks pemahaman tata bahasa dan perubahan perwalian. Beberapa anggota Paguyuban Masyarakat Batam (PMB) baru-baru ini mendiskusikan hal ini melalui grup komunikasi mereka.

Perdebatan berawal dari pertanyaan seorang anggota yang ingin memastikan redaksi ijab qabul yang sesuai ketika wali menyerahkan tugasnya kepada pihak lain untuk menikahkan mempelai wanita. Dua contoh redaksi ijab qabul dikemukakan, salah satunya berbunyi:

“Wahai (nama pengantin pria), saya nikahkan dan saya kawinkan (nama mempelai wanita) binti (nama ayah) yang walinya telah mewakilkan kepada saya untuk menikahkan dengan engkau, dengan mas kawin (sebutkan) dibayar tunai.”

Namun, sebagian masyarakat merasa ragu apakah redaksi tersebut sudah benar atau masih memerlukan penyesuaian, terutama dalam tata bahasa yang digunakan. Beberapa peserta diskusi menyarankan untuk memeriksa kebenaran redaksi langsung ke Kantor Urusan Agama (KUA) terdekat untuk memastikan bahwa ijab qabul dilakukan dengan benar sesuai syariat Islam.

Bahasa dalam ijab qabul menjadi perhatian utama dalam diskusi ini. Kalimat yang digunakan harus jelas, tidak menimbulkan ambiguitas, dan sesuai dengan aturan tata bahasa aktif. Sebab, perubahan dari kalimat pasif ke kalimat aktif dalam redaksi ijab qabul dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada mempelai pria dan pihak yang terlibat dalam proses akad.

“Hal ini ibarat khutbah Jumat. Walaupun sudah hafal, penting untuk menyusun konsep yang matang, terutama jika ada perubahan terkait perwalian,” ujar salah satu anggota.

Saran untuk mendatangi KUA juga menjadi poin penting dalam diskusi. Seorang anggota menyampaikan bahwa silaturahmi dengan pihak KUA tidak hanya memastikan keabsahan ijab qabul tetapi juga memperkuat hubungan antara masyarakat dan lembaga agama. “Dengan berkonsultasi, kita juga bisa memastikan tata cara ijab qabul sesuai syariat dan tradisi lokal yang tidak bertentangan dengan Islam,” tambahnya.

Diskusi ini tidak hanya menyoroti pentingnya pemahaman ijab qabul tetapi juga nilai kebersamaan. Di tengah diskusi serius, para anggota turut berbagi pengalaman dan doa bagi sesama anggota yang sedang berduka atau mengalami ujian hidup. Misalnya, doa disampaikan kepada keluarga Ustadz Akmal, anggota PMB Batam Kota, yang baru saja kehilangan orang tua tercinta.

“Semoga almarhum husnul khotimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran,” tulis salah seorang anggota.

Di tengah diskusi serius, anggota grup juga saling berbagi momen santai, seperti cerita seorang anggota yang menyaksikan aktivitas memancing dengan penuh ketegangan. “Tegang juga melihat dinda Kiay Asep ini mancing,” canda salah seorang peserta, yang langsung disambut dengan tawa virtual dari anggota lainnya.

Diskusi ini mencerminkan betapa pentingnya pemahaman yang tepat dalam tata bahasa dan pelaksanaan ijab qabul yang sesuai syariat. Di sisi lain, semangat kebersamaan dan silaturahmi yang terjalin dalam grup PMB menunjukkan nilai-nilai positif yang terus dijaga. Semoga diskusi ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk terus memperkuat komitmen dalam menjaga tradisi Islam yang benar dan menciptakan lingkungan sosial yang harmonis.

(Nursalim Turatea)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Stay Connected
16,985FansLike
2,458FollowersFollow
61,453SubscribersSubscribe
Must Read
- Advertisement -spot_img
Related News
- Advertisement -spot_img

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here