PEKALONGAN, Jawa Tengah | Deraphukum.click | Polres Pekalongan, Polda Jawa Tengah, menggelar kegiatan silaturahmi yang dikemas dalam bentuk nonton bareng (nobar) film Sayap-Sayap Patah 2 pada Kamis (15/05/2025). Film ini mengisahkan perjuangan dan pengorbanan anggota Densus 88 Antiteror dalam mengungkap jaringan terorisme, meski harus kehilangan putrinya.
Kegiatan nobar ini dihadiri oleh Kapolres Pekalongan AKBP Doni Prakoso W, S.I.K, bersama Bhayangkari, anggota Polres, rekan-rekan media, pelajar dari berbagai sekolah di Kabupaten Pekalongan, serta santri dari Pondok Pesantren Yatim Piatu Muhammadiyah Kajen.
AKBP Doni Prakoso menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi sekaligus mempromosikan film Sayap-Sayap Patah 2 kepada masyarakat luas.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan rasa nasionalisme dan kebanggaan terhadap profesi sebagai anggota Polri, yang senantiasa berjuang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” ujar Kapolres.
Ia juga menambahkan, kegiatan ini merupakan bentuk kedekatan Polri dengan masyarakat, guna menciptakan kebersamaan secara proaktif demi terwujudnya stabilitas dan situasi yang kondusif.
“Dari film ini kita bisa melihat sisi lain kehidupan anggota Polri, yang harus membagi perhatian antara tugas negara dan keluarga,” ungkapnya.
Sayap-Sayap Patah 2 merupakan film produksi Denny Siregar Production, disutradarai oleh Ferry Fei Irawan. Berdurasi 1 jam 54 menit, film ini dibintangi Arya Saloka sebagai AKP Pandu, anggota Densus 88 Antiteror, yang juga merupakan ayah tunggal bagi putrinya, Olivia (diperankan oleh Myesha Lin).
Sepanjang film, penonton disuguhkan kisah perjuangan Pandu dalam mengungkap kasus peledakan bom pipa di sebuah kafe yang menewaskan banyak korban, sembari mengasuh putrinya yang mengalami trauma sejak kehilangan ibunya.
“Pesan moral dari film ini sangat kuat, yaitu pentingnya kewaspadaan dan kehati-hatian dalam bertugas, tanpa melupakan peran dan tanggung jawab dalam keluarga,” ujar Kapolres.
AKBP Doni juga menyampaikan bahwa film yang terinspirasi dari peristiwa bom Gereja Oikumene di Samarinda, Kalimantan Timur pada tahun 2016 ini, membawa pesan positif bagi anggota Polri maupun masyarakat.
“Harapan kami, film ini bisa ditonton oleh masyarakat luas dan dapat mengambil hikmah serta nilai-nilai positif yang disampaikan,” tandasnya.(ARIYANTO)